Senin, 02 Maret 2015

6 Anak Kepompong

Di pagi yang cerah aku melihat jendela yang telah dibasahi oleh air hujan semalam, nampaknya hujan sangatlah deras sehingga jalanan terlihat sangatlah licin dan udara kelihatan sangatlah dingin. Aku menunggu temanku untuk pergi sekolah bersama.
“Aldiii,” seseorang memanggilku dari belakang, yang ternyata adalah ayahku.
Aku hanya tinggal berdua dengan ayahku, karena semenjak ibu meninggal ayah tak berkeinginan untuk menikah lagi, aku sangat menyayanginya karna dia sanggup merawatku sendirian hingga sekarang. Dia adalah the best father ever.
 “iya yah, ada apa?
“Tuh Roni udah nungguin.”
Oke yah Aldi berangkat dulu ya? Assalamualaikum.
Yaa hati hati ya nak, walaikummussalam.
Aku berpamitan pada ayah dan langsung berlari menuju Roni yang telah menungguku untuk pergi ke sekolah. Roni adalah sahabatku dari kecil, kami sering dibilang anak kembar beda wujud karena kami mempunyai banyak kesamaan seperti hobi dan tingkah laku tapi bentuk badan kami sangatlah berbeda.
“Ayo Ron larii, kita bisa telat kalo gini.
Iya Di,” Roni berlari dengan perut yang bergoyang goyang.
Kami berjalan di koridor sekolah dengan senyum bahagia, tapi tiba tiba..
“Aldi, Roni”ada orang yang memanggil kami
Itu adalah teman teman dalam eskul band cowok yang terdiri dari aku, Roni, Bagas, Billy, Aaron, dan Baba. Banyak yang bilang kalo eskul kami itu yang paling kompak, padahal banyak masalah yang sering muncul diantara kami. walau begitu masalah sebesar apapun bisa kami hadapi dengan perundingan bersama.
Kami bersama sama menuju kelas yang sudah dipenuhi oleh bermacam makhluk aneh.
Hi teman ada waktu gak besok?” tanya Bubu yang masih asik dengan gadgetnya.
Emang besok ada apa Bu?” tanya Bagas dan Aaron.
“Pamanku mengundang kalian untuk datang di pesta ulang tahunnya untuk menyumbangkan beberapa lagu.”
Oke kami bisa, iyakan teman?”  jawabku.
“Tapi sebenarnya besok aku ada janji sama Yuna, atau aku batalin aja ya?” tanya Aaron bingung.
“Tidakk Aar kau ajak saja Yuna. Ohh ya teman kalian boleh bawa pacar kalian ke pesta omku.” jawab Baba.
Aku bakal ajak Navya” kata Billy.
Kalo aku so pasti ngajak Clara” kataku senyum senyum.
“Aku bakalan ngajak….” Kata Roni kepotong.
“Verena kan?” kataku memotong omgongan Roni, ia terlihat malu-malu.
Pasti Bagas ngajakin neneknya, kan dia jomblo haha. kataku ngeledek.
Diem kamu Di.” jawab Bagas kesel.
Bagas memang gak punya pacar tapi bukan karena gak laku tapi, karena dia belom  bisa move on dari Diandra. Mereka putus karena  Diandra diharuskan pindah ke luar kota.
Bro kita masuk kelas yok.” kataku.
Kami semua pun bergegas masuk ke kelas, dan menunggu untuk bel berbunyi, dan saat bel berbunyi kami pun langsung ngumpul di depan kelasku, kami merundingkan tempat kami latihan band nanti.
Hmmm gimana kalo di rumahku?” usulku pada mereka.
Mereka pun menjawab kompak “Yappp setujuu.
Kami pun bersama sama pergi ke rumahku,kami berlari sekuat tenaga berlomba menuju kerumahku.
Woiiiii tungguuuu” kata Roni terengah engah sambil mengunyah makanan
Kami terus berlari dan akhirnya sampai ke rumahku. Bagaslah pemenangnya, aku juara kedua yang disusul Bubu dan Aaron dan…… kami menunggu kedatangan Roni dan Billy. Kami menunggu hampir 2 jam, dan Bagas kelihatan sangat kesal.
Ayo Di kita latihan, biarkanlah mereka berdua,”  kata Bagas kesal.
“Tunggu sebentar lagi lah Gas, sabarr,” kataku menyabarkan Bagas.
Tiba tiba datanglah 2 orang yang telah lama kami tunggu, mereka tidak kelihatan terengah-engah tapi malah kelihatan seperti orang yang lagi kenyang.
“Dari mana kalian? Kelihatannya sedang kenyang,” kataku.
Hmmm bukan Di bukan hmmm….” Jawab Billy gugup.
“Kamii dari bantuin ngambilin layangan dari atas pohon,” jawab Roni dengan muka yang membuat yakin semua orang.
“Kalian pasti dari makan bakso ya?” tanyaku.
*flashback on*
Roni kecapekan berlari jadi dia stop di tengah jalan, tiba-tiba Billy manggil dari kejauhan otomatis Roni nyamperin.
Ada apa Bill?” tanya Roni.
“Kita kan ketinggalan, gimana kalo kita makan bakso dulu? Kamu laper kan?” kata Billy.
Gak ah Bill nanti mereka nungguin kita,” jawab Roni takut.
Tenangg.” jawab Billy santai.
*flashback off*
“I..iiiya Di” jawab Billy dan Roni.
Aku sudah mengenal Roni dari kecil jadi aku tau ciri ciri Roni jujur atau bohong, tapi mereka tetap mengelak dan akhirnya mengaku, walau pengakuan mereka membuat Bagas sangat kesal.
“HAH? KALIAN DARI MAKAN BAKSO? KALIAN GAK MIKIRIN PERASAAN KAMI NUGGU LAMA? KITA KESINI MAU LATIHAN TAPI KALIAN MALAH GITU.” kata Bagas sangat kesal.
Ma..ma…af” jawab Roni.
“Aku pulang ya Di?” kata Bagas yang tak mempedulikan permohonan maaf dari Roni dan Billy.
Setelah Bagas pulang dari rumahku, satu persatu temanku pulang tapi tersisa Billy dan Roni, wajah mereka terlihat merasa sangat bersalah, aku berkeinginan untuk membantu menyatukan kembali mereka bertiga.
“Coba kalian sms Bagas dan yang lain ,minta maaf dan bilang kalo kalian gak bakal ngulanginya lagi.” kataku.
Tapi gak mungkin mereka mau maafin kami Di,” kata Billy.
Hmm pasti mereka maafin, coba dulu nanti aku juga bujuk mereka buat maafin.” kataku ngeyakini.
Okelahh, kami minta maaf ya Di?” kata mereka nyesel.
Iyaa, jangan ngulangin lagi aja.” jawabku.
Mereka berdua pun pulang dengan wajah penyesalan. Aku ingin menyatukan mereka lagi karena aku tahu bila sapu lidih tak lagi menyatu maka akan menjadi lidih yang sangat rapuh dan tak ada artinya lagi.
Keesokan harinya di kelas aku melihat Billy dan Roni yang minta maaf kepada Bagas.
“Ron, Bil udah minta maaf sama yang lain?” tanyaku bisik.
Sudahh tinggal Bagas, tapi kayaknya dia gak mau maafin aku.” kata Roni.
“Iya Di,” kata Billy.
“Nggak kok coba lagi saja.” kataku.
Aku mengerjakan tugas yang diberikan pak guru, tapi saat aku sedang serius mengerjakannya, aku mendengar keributan di belakangku.
“KAU TAK PERNAH MEMIKIRKAN PERASAAN ORANG LAIN BILL,KAMU SELALU NGELAKUIN APA YANG KAMU INGINKAN DAN GAK PEDULI DENGAN ORANG LAIN.” kata Bagas sambil mendorong Billy.
“Gas tapi aku gak bakal ngulanginya lagi, aku tau aku salah tapi tolong maafin aku, kita itu temen Gas udah lama, aku tau kamu selalu nahan hati sama aku, tapi mohon satu kali aja.” kata Billy mohon.
“UDAHLAH BILL.” kata Bagas sambil keluar menuju wc.
Aku pun menenangkan Billy agar lebih sabar dengan kelakuan Bagas, kalo menurutku sih mereka berdua salah, itulah tugasku untuk membuat mereka memaafkan satu sama lain.
Bel pulang berkumandang yang membuat kami semua berbondong-bondong pulang kerumah.
Temann jangan lupa nanti sore yaa.” kata Bubu.
“Aku tidak ikut ya Bu, aku banyak kerjaan.” kata Bagas yang langsung pergi meninggalkan kami semua.
Beberapa jam kemudian kami bertemu di café milik omnya Bubu, kami semua telah kumpul dan siap tampil kecuali Bagas, dia mungkin memang tidak datang atau mungkin masih kesal dengan kejadian kemarin.
“Di sepertinya Bagas gak bakal dateng karna…” omongan Billy terpotong oleh orang yg memanggil dari belakang.
Hai teman, ayoo kita tampil dengan maksimal go go go semangat” kata Bagas yang baru dateng.
Ayo ayoo,” kata Bubu.
Billy masih duduk diam di kursi rias, mungkin masih merasa bersalah karena Bagas tak menerima permohonan maafnya. Tapi….
“Bill ayo kita tampil.” kata Bagas dengan semangat.
Hah? Iya ayo.” kata Billy yang sepertinya lega.
Kami berenam nyanyi dengan penuh semangat, walau tanpa latihan penampilan kami tetap wowww, para pacar kami datang termasuk Diandra, kedatangannya membuat Bagas sangatlah senang.
Setelah kami tampil kami berkumpul lagi di tempat rias dan berganti pakaian.
“Di sini dulu.” panggil Billy.
Kenapa?” tanyaku
Kamu bilang apa ke Bagas, sampe dia maafin aku?” tanyanya balik.
Hah? Gak ada, mungkin dia udah sadar kali.” kataku.
Aku terdiam dan memikirkan sesuatu yang terjadi kemarin di
*flashback on*
“Gas, maafin Billy lah kesian tau.” kataku membujuk.
Aku gak marah kali, aku cuma mau ngasih pelajaran aja. Kalo kita tuh harus mikirin perasaan orang lain juga. katanya.
Tapi nanti besok kamu datangkan?” jawabku sambil ketawa.
“Tentu bro.” jawabnya.
*Flashback off”
Ternyata Bagas telah memberikan pelajaran yang sangat tepat pada Billy sehingga dia bisa mempelajari bahwa menghargai perasaan orang lain itu sangat penting.

(Balqis Adilah) 

0 komentar:

Posting Komentar