Minggu, 15 Februari 2015

Pesan Sahabat

Pagi ini aku datang lebih pagi dari biasanya.  Aku duduk di salah satu tempat yang biasa aku duduki bersama teman sebangkuku, Maryama.
 Aku merindukan masa-masa aku bersekolah di SMPN 1 Bandung. Waktu itu tanggal 18 Juli 2014, hari terakhirku bersekolah di sana. Saat itu sekolah mengadakan classmeeting, dan aku mengikuti suatu perlombaan yaitu voli. Kami sangat senang karena, waktu itu kami berhasil masuk final walaupun hanya memenangkan juara ke dua. Setelah selesai pertandingan aku dan teman-temanku menuju kantin untuk membeli air mineral.
“ Ichie, kamu benar-benar akan pindah ke Jakarta? Dan kamu akan pergi hari ini?” tanya seorang temanku bernama  Anggun. “ Ya, aku akan pindah, hari ini aku akan pergi ke Jakarta.” jawabku. Mataku sudah berkaca kaca. Aku tidak ingin pindah dan meninggalkan teman-temanku.
“ Sudahlah, jangan sedih. Sebenarnya, kami juga sedih mendengar kabar kamu akan pindah. Kami takut kalau nanti kamu akan bertemu dengan teman baru dan melupakan kami.” kata Adela sambil menepuk pelan pundakku. “Kami percaya kalau kamu pasti tidak akan melupakan kami, ya kan?” sahut temanku bernama Afifah. Aku hanya terdiam mendengarnya. “Iya, aku janji.” jawabku.
Aku pulang kerumah diikuti oleh teman- temanku. Jam menunjukkan pukul 1 siang. Tiba-tiba temanku memberikanku kenang-kenangan.
 “Wah, terima kasih teman-teman.” Aku tidak bisa berhenti menangis. Nenekku berkata kalau aku tidak harus menangisi perpisahan karena, ini bukanlah akhir dari pertemuan kami, masih banyak waktu untuk bertemu lagi. “Dek, mobil sudah datang, cepat kita harus pergi sekarang.” sahut nenekku. Aku bergegas pergi ke mobil  untuk memasukkan barang ke mobil.
“Sudah jangan nangis lagi, ini bukan perpisahan, Chie. Hanya butuh waktu yang lama untuk bertemu lagi.” kata Adela sambil tersenyum tulus. “Iya Chie. Kami akan merindukanmu. Jaga diri, ya!” kata Anggun. “Ingat! Jangan lupakan kami ya, Chie!” sahut Afifah. “Hahaha.. Iya, aku juga akan merindukan kalian, dan akan mengingat janjiku, Afifah!” jawabku dan mulai berpelukan dengan mereka.
“Nek, hati-hati, ya!” kata mereka sambil menyalami tangan nenekku. “Iya, kalian harus rajin belajar.” jawab neneku dan mulai berjalan memasukki mobil. “Daaaah teman-teman!!!” teriakku saat mobil mulai berjalan. Aku meneteskan lagi air mataku saat melewati SMPN 1 Bandung. Aku tidak akan melupakan semua kenanganku di sana.
“Hey! Pagi- pagi melamun aja. Kamu mikirin apaan ?” tanya seorang temanku bernama Bilqis. Aku sangat terkejut. “Kamu mengejutkanku, Bilqis.” jawabku. “Tapi Ichie, kamu kelihatan cantik kalau sedang melamun, hahaha.” Kata Bilqis sambil menggelitik perutku.
“Berhenti, Bilqis! Perutku sakit, hahaha..” kataku sambil tertawa. “Baiklah, lain kali jangan melamun lagi.” ucap Bilqis, lalu duduk di kursinya.
“Hey, Maryama. Kamu lama sekali datang.” kataku pada Maryama yang datang terlambat. “Di simpang empat dekat rumahku macet total. Mobilku tidak bisa bergerak. Jakarta macet total, Chie!” ucapnya dengan gaya berlebihan. “Berlebihan haaha” seruku. “Yasudah, aku mau keluar sebentar” katanya dan pergi dari hadapanku.
“Pagi Ichie!” sapa Ara yang baru datang dan langsung duduk di kursi kosong di depanku. “Oh ya, ini buku paranada yang kemarin kamu pesan.” kataku sambil memberikan sebuah buku paranada yang dipesan oleh Ara kemarin. “Terima kasih, Chie.” jawab Ara. “Oh iya, kamu sudah mengerjakan cerpen?” sambung Ara. “Sudah dong. Kamu?” tanyaku. “Belum hehe. Aku sangat malas. Tapi rencananya aku akan mengerjakannya hari ini.” jawabnya.
Muncul seorang perempuan dengan nafas terengah-engah. “Hey Lane, ini sudah jam berapa kamu baru sampai ke sekolah?” tanyaku pada Lane. “Aku kesiangan Chie, ditambah lagi macet. Jadi, aku terlambat dan disuruh untuk memungut sampah di lapangan. Duh capek.” jawab Lane sambil duduk di kursi kosong sebelah Ara.
Bel masuk pun berbunyi. Tak lama masuklah seorang guru perempuan yang mengajar Matematika. “Pagi anak-anak. Kalian terlihat cerah pagi ini. Mari kita mulai pelajaran. Buka buku kalian halaman 64.” kata Maam Kyle. “Baik, Maam.” jawab kami serempak.

(KATRIN PUJA ICHIE)

0 komentar:

Posting Komentar