”Eh, Kai, lu udah buat tugas Bu Ana gak? Yang meringkas Perang Dunia II itu,” kata Sutarman sambil menaruh tasnya di bangku barisan ketiga di barisan yang sama dengan Kaito.
”Apa!?
Ada PR!?” Kaito mulai terkejut.
”Masa
lu lupa. Oh, iya. Udah belajar untuk ulangan MTK hari ini belum?” balas
Sutarman.
”Ada
ulangan MTK juga!? Saus Tartar! Napa lu gak kasi tau gua semalem!” Kaito makin
terkejut.
”Maaf,
gua kemaren keasikan belajar, jadi lupa deh.” Ucap Sutarman sambil tersenyum
tak berdosa.
”Apaan
asiknya!? Lu juga pasti sistem kebut semalam,” balas Kaito sambil mengeluarkan
buku catatan.
”Dari
pada lu, gak belajar sama sekali, kalo gua mah, udah bikin kertas keramat sendiri, nih liat,” sahut Sutarman sambil
memperlihatkan secarik kertas.
"Edan
lu Man. Kok lu buat contekan. Gak baik tong. Maksud gua gak baik klo gak
dibagi,” balas Kaito sambil berjalan ke bangku Sutarman.”
"Ya
elah, otak lu gak berubah dari SD ampe sekarang. Awalnya aja bijak.
Ujung-ujungnya minta juga. Cepet gih, sebelum si Algojo dateng,” sahut Sutarman sambil mengajukan kertas keramatnya itu. Tanpa membuang
0,00000000000000001 detik pun, Kaito dengan kekuatan terpendamnya menyalin
semua yang ada dengan kecepatan lebih dari kecepatan cahaya. Wajar, mereka
sudah hapal kapan sang Algojo datang
. Mereka sampai hapal pada detik ke berapa dia datang.
Sesaat
kemudian, Siska, ketua kelas 9X, tempat kelas Kaito, yang sekelas dengan
Sutarman, yang sekelas dengan Siska, yang sekelas dengan Kaito #yo dawg. Secepat
kilat Kaito dan Sutarman menyembunyikan kertas
keramat mereka masing masing. Ya, seperti yang kalian kira dan kalian
pikirkan, Siska adalah si Algojo itu.
Siska adalah salah satu dari Lima Pilar
Sembilan X. Siska ada di sisi kejujuran. Dan paling anti sama
mencontek.”Dan seperti kata suara gaib tadi, si Siska termasuk ancaman untuk
kami, para pencontek.” ucap Kaito.”Tadi lu ngomong apa!?” sahut Siska dengan muka marah. Dua manusia
itu terdiam dan kembali ke bangku masing-masing.
Setelah
5 menit 23 detik, kelas langsung penuh. Yah, memang semua siswa langsung datang bersamaan bak skill relocate milik Guardian Whips dari DoTA (*CMIIW) tapi mereka tidak kembali ke tempat asal. Tapi kalo
mau Hero Support untuk bantu kill hero lawan enak pake Ancient Apparition karena ada skill Cold Feet dan Ice Fortex yang bisa bikin musuh jadi lambat dan kemungkinan
membeku. Atau kalo mau Hero Tanker enak
pake Dragon Knight karena skill Elder Dragon Formnya mantep untuk
mukul mundur musuh. Terus....”Woi, napa malah ngomongin DoTA! Dasar narator edan!” teriak Kaito. Oh, maaf, terbawa arus.
”Kaito,
gak boleh ribut! Nanti nilaimu dikurangin 5!” seru Bu Sari, guru yang cukup killer di sekolah. Kalau murid ribut, di
beri -5. Mengajar MTK.
”Njir,
nih soal banyak hurufnya. Ni MTK ato bukan sih.” gumam Kaito.
”Bu
Sari juga dari tadi pake eagle eye
mulu. Jadi gak bisa liat kunci deh.” Lanjut
Kaito. Di sisi belakang, di tempat Sutarman.
”Njir,
kok pada beda dengan kisi-kisi. Udah capek-capek nyalin jawabannya.” gumam
Sutarman. Dan di sisi lain lagi, jauh dari meja Kaito, sekitar 7 meter, Darto
tampak secepat kilat menyelesaikan soalnya. Bahkan tangannya tak kelihatan.
Wajar lah, Darto memang anak rajin di kelas.
”Lima
menit lagi!” teriak Bu Sari memperingatkan.
Banyak
yang mulai panik, termasuk Kaito yang baru menjawab beberapa soal. “Cih, tidak
ada pilihan lain.” gumam Kaito sambil menarik contekannya dan mulai menulis
dengan cepat.
”Yak,
silakan dikumpulkan, karena waktu sudah habis.” ucap Bu Sari sambil mengambil
kertas ulangan para murid. Cukup banyak murid yang memasang muka lega, seperti
Kaito. Dan ada yang memasang muka cemas, seperti Sutarman.
”Oh,
iya. Khusus Kaito, saya kasi tugas latihan akhir di buku halaman 69, 1-50 pake
jalan ya. Terus tambah tulisan ‘Saya tidak akan mencontek lagi’ 20 baris. Dan
kamu ke ruang BK waktu istirahat nanti.” ucap Bu Sari sembari pergi.
”Mampus
lu Kaito. Lu sih, greget amat. Pake
nyontek waktu guru masih pake eagle eye.
Lu harusnya nyontek waktu gurunya udah ngantuk atau gak liat atau kurang
fokus.” sahut Sutarman menghampiri Kaito.
”Saus
Tartar, pake ketauan segala lagi. Tapi tadi itu bener bener mepet amat.” balas
Kaito.
”Oh
iya. Ternyata contekan yang gua catet itu pada gak masuk semua, jadi tadi gua
cukup tegang ngerjainnya.” ucap Sutarman santai.
”Pasta
Ikan! Jadi contekannya salah semua!” ucap Kaito. ”Oh, jadi lu nyontek ya!”
teriak Siska dari belakang Kaito.
”Kayak
biasa, pajak nyontek. Bayar 10.000!” lanjut Siska.
”Sialan,
pake harus bayar pajak segala.” gumam Kaito.
Hari
itu dilewati Kaito dengan kesialan. Ditambah lagi dengan hukuman berdiri di
depan tiang bendera selama jam istirahat akibat mencontek. Dan lagi uangnya
habis karena membayar pajak. Dan ditambah lagi tugas yang banyak. Dan lagi, dia
bakal muncul di cerita selanjutnya.”Ya iyalah, gua kan pemeran utamanya. Dasar
narator kurang minum akua!” teriak Kaito. Yak, dan cerita ngawur berakhir di
sini. Atau akan berlanjut. Itu tergantung saya.
(Wahyu
Aji Nurrahman)
0 komentar:
Posting Komentar