Senin, 16 Februari 2015

Kaito

Pagi itu seperti biasa, Kaito datang lebih awal dari yang lain. Angin pagi menusuk ke dalam kulitnya yang sawo matang itu. Duduklah dia di bangku di sudut kanan depan kelas sembari mengeluarkan handphonenya. Sesaat kemudian, Sutarman datang dari pintu.
”Eh, Kai, lu udah buat tugas Bu Ana gak? Yang meringkas Perang Dunia II itu,” kata Sutarman sambil menaruh tasnya di bangku barisan ketiga di barisan yang sama dengan Kaito.
”Apa!? Ada PR!?” Kaito mulai terkejut.
”Masa lu lupa. Oh, iya. Udah belajar untuk ulangan MTK hari ini belum?” balas Sutarman.
”Ada ulangan MTK juga!? Saus Tartar! Napa lu gak kasi tau gua semalem!” Kaito makin terkejut.
”Maaf, gua kemaren keasikan belajar, jadi lupa deh.” Ucap Sutarman sambil tersenyum tak berdosa.
”Apaan asiknya!? Lu juga pasti sistem kebut semalam,” balas Kaito sambil mengeluarkan buku catatan.
”Dari pada lu, gak belajar sama sekali, kalo gua mah, udah bikin kertas keramat sendiri, nih liat,” sahut Sutarman sambil memperlihatkan secarik kertas.
"Edan lu Man. Kok lu buat contekan. Gak baik tong. Maksud gua gak baik klo gak dibagi,” balas Kaito sambil berjalan ke bangku Sutarman.”
"Ya elah, otak lu gak berubah dari SD ampe sekarang. Awalnya aja bijak. Ujung-ujungnya minta juga. Cepet gih, sebelum si Algojo dateng,” sahut Sutarman sambil mengajukan kertas keramatnya itu. Tanpa membuang 0,00000000000000001 detik pun, Kaito dengan kekuatan terpendamnya menyalin semua yang ada dengan kecepatan lebih dari kecepatan cahaya. Wajar, mereka sudah hapal kapan sang Algojo datang . Mereka sampai hapal pada detik ke berapa dia datang.
Sesaat kemudian, Siska, ketua kelas 9X, tempat kelas Kaito, yang sekelas dengan Sutarman, yang sekelas dengan Siska, yang sekelas dengan Kaito #yo dawg. Secepat kilat Kaito dan Sutarman menyembunyikan kertas keramat mereka masing masing. Ya, seperti yang kalian kira dan kalian pikirkan, Siska adalah si Algojo itu. Siska adalah salah satu dari Lima Pilar Sembilan X. Siska ada di sisi kejujuran. Dan paling anti sama mencontek.”Dan seperti kata suara gaib tadi, si Siska termasuk ancaman untuk kami, para pencontek.” ucap Kaito.”Tadi lu ngomong apa!?”  sahut Siska dengan muka marah. Dua manusia itu terdiam dan kembali ke bangku masing-masing.
Setelah 5 menit 23 detik, kelas langsung penuh. Yah, memang  semua siswa langsung datang bersamaan bak skill relocate milik Guardian Whips dari DoTA (*CMIIW) tapi mereka tidak kembali ke tempat asal. Tapi kalo mau Hero Support untuk bantu kill hero lawan enak pake Ancient Apparition karena ada skill Cold Feet dan Ice Fortex yang bisa bikin musuh jadi lambat dan kemungkinan membeku. Atau kalo mau Hero Tanker enak pake Dragon Knight karena skill Elder Dragon Formnya mantep untuk mukul mundur musuh. Terus....”Woi, napa malah ngomongin DoTA! Dasar narator edan!” teriak Kaito. Oh, maaf, terbawa arus.
”Kaito, gak boleh ribut! Nanti nilaimu dikurangin 5!” seru Bu Sari, guru yang cukup killer di sekolah. Kalau murid ribut, di beri -5. Mengajar MTK.
”Njir, nih soal banyak hurufnya. Ni MTK ato bukan sih.” gumam Kaito.
”Bu Sari juga dari tadi pake eagle eye mulu. Jadi gak bisa liat kunci deh.” Lanjut Kaito. Di sisi belakang, di tempat Sutarman.
”Njir, kok pada beda dengan kisi-kisi. Udah capek-capek nyalin jawabannya.” gumam Sutarman. Dan di sisi lain lagi, jauh dari meja Kaito, sekitar 7 meter, Darto tampak secepat kilat menyelesaikan soalnya. Bahkan tangannya tak kelihatan. Wajar lah, Darto memang anak rajin di kelas.
”Lima menit lagi!” teriak Bu Sari memperingatkan.
Banyak yang mulai panik, termasuk Kaito yang baru menjawab beberapa soal. “Cih, tidak ada pilihan lain.” gumam Kaito sambil menarik contekannya dan mulai menulis dengan cepat.
”Yak, silakan dikumpulkan, karena waktu sudah habis.” ucap Bu Sari sambil mengambil kertas ulangan para murid. Cukup banyak murid yang memasang muka lega, seperti Kaito. Dan ada yang memasang muka cemas, seperti Sutarman.
”Oh, iya. Khusus Kaito, saya kasi tugas latihan akhir di buku halaman 69, 1-50 pake jalan ya. Terus tambah tulisan ‘Saya tidak akan mencontek lagi’ 20 baris. Dan kamu ke ruang BK waktu istirahat nanti.” ucap Bu Sari sembari pergi.
”Mampus lu Kaito. Lu sih, greget amat. Pake nyontek waktu guru masih pake eagle eye. Lu harusnya nyontek waktu gurunya udah ngantuk atau gak liat atau kurang fokus.” sahut Sutarman menghampiri Kaito.
”Saus Tartar, pake ketauan segala lagi. Tapi tadi itu bener bener mepet amat.” balas Kaito.
”Oh iya. Ternyata contekan yang gua catet itu pada gak masuk semua, jadi tadi gua cukup tegang ngerjainnya.” ucap Sutarman santai.
”Pasta Ikan! Jadi contekannya salah semua!” ucap Kaito. ”Oh, jadi lu nyontek ya!” teriak Siska dari belakang Kaito.
”Kayak biasa, pajak nyontek. Bayar 10.000!” lanjut Siska.
”Sialan, pake harus bayar pajak segala.” gumam Kaito.
Hari itu dilewati Kaito dengan kesialan. Ditambah lagi dengan hukuman berdiri di depan tiang bendera selama jam istirahat akibat mencontek. Dan lagi uangnya habis karena membayar pajak. Dan ditambah lagi tugas yang banyak. Dan lagi, dia bakal muncul di cerita selanjutnya.”Ya iyalah, gua kan pemeran utamanya. Dasar narator kurang minum akua!” teriak Kaito. Yak, dan cerita ngawur berakhir di sini. Atau akan berlanjut. Itu tergantung saya. 

(Wahyu Aji Nurrahman)

0 komentar:

Posting Komentar